Halaman Komplek Ponpes |
Masih dirangkaian perjalananku menyusuri tempat-tempat suci di daerah Magelang, aku berpikir mengenai perkembangan isu global saat ini mengenai terorisme. Tidak bisa dipungkiri, konstelasi Internasional meniupkan pemikiran-pemikiran yang dangkal mengenai fenomena terorisme yang terjadi akhir-akhir ini. Beberapa kejadian penangkapan tersangka teroris yang "kebetulan" sebagai tokoh-tokoh Islam dikelompok tertentu, menimbulkan efek yang negatif terhadap keberadaan lembaga-lembaga pendidikan berbasis ajaran Islam seperti Pondok Pesantren dan institusi pendidikan Islam yang terdapat dan berkembang di Indonesia ini. Pondok Pesantren Pabelan berdiri pada tanggal 28 Agustus 1965 didirikan oleh K.H. Hamam Djafar. Ponok pesantren ini terletak di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Berjarak kurang lebih 9 kilometer dari Candi Borobudur. Dalam perkembangannya, Pondok Pesantern Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telh mengalami sejarah panjang. Keberadaannya seperti sekarang ini merupakan kebangkitan yang ketiga.
Cikal bakal Pondok Pesantren Pabelan dimulai pada tahun 1800-an,
ditandai dengan kegiatan mengaji yang dirintis oleh Kiai Raden Muhammad
Ali. Tapi kemudian terhenti setelah terjadi perang Diponegoro
(1825-1830) hingga waktu yang panjang. Kemudian, pada tahun 1900-an
Pondok Pesantren Pabelan ini bangkit kembali di bawah asuhan Kiai Anwar
dan dilanjutkan oleh Kiai Anshor. Namun kemudian Pondok Pabelan kembali
mengalami kevakuman. Akhirnya, pada tanggal 28 Agustus 1965, salah
seorang keturunan perintis Pondok Pesantren Pabelan, Hamam Dja'far,
mendirikan kembali Pondok Pesantren ini dan diberikan nama Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.
Pondok Pesantren Pabelan memiliki kekhasan tersendiri dalam hal metode pengajarannya. Para santri dididik ditengah-tengah lingkungan khas pedesaan yang serba tradisional. Benar-benar dilatih hidup sebagai wong ndeso. Namun dalam metode pengajarannya, pesantren ini telah mengadopsi kurikulum modern yang kombinasikan dengan nilai tradisional pedesaan dan kurikulum pengajaran pendidikan Islam pada umunya yaitu Pondok Pesantren Pabelan menyelenggarakan pendidikan untuk santri putra
dan putri selama 6 tahun bagi lulusan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI), dan selama 4 tahun bagi lulusan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan formal yang
digunakan adalah Kulliyatul Mu'allimien al-Islamiyah (KMI), yang sudah
disetarakan dengan SMU berdasarkan SK Mendiknas. Di Pondok Pesantren
Pabelan, para santri akan secara otomatis juga mengikuti program
pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Selain itu, Ponpes Pabelan juga mengadakan program pertukaran pelajar dan pengajar dari luar negeri. Seperti Guru Bahasa Inggris (native) dari Amerika Serikat. Program ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari Bahsa Ingris langsung dari orang asing. Pada tahun 2010, Duta Besar Amerika untuk Indonesia dalam kunjungan dadakan ke Pondok Pesantren Pabelan merasa terkagum-kagum akan ke-khasan Model Pengajaran Islam. Hal ini sekaligus untuk membuka mata dunia internasional mengenai stigma yang melekat mengenai Pondok Pesantren dan terorisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar